Kamis, 24 Juni 2010

Pesona Kota Kyoto dan Tradisi Melihat Sakura


KYOTO, Dari segala hal yang paling tradisional sampai yang paling modern, ada di Kyoto. Istana kerajaan yang dibangun ratusan tahun lalu, temple/kuil, shrines (tempat sembahyang) sampai kereta peluru supercepat yang aman, nyaman, dan tidak pernah telat, shinkansen!


Kyoto terletak di Jepang bagian Selatan yang berpenduduk sekitar 1,5 juta orang ini berhasil menyedot 4 juta wisatawan setiap tahunnya, dan mengukuhkan Kyoto sebagai tujuan pariwisata terkemuka di Jepang sekaligus sebagai pusat budaya.

Kesan pertama tentang Kyoto adalah kota modern yang supersibuk. Lihat saja Kyoto Station. Bangunan baru stasiun ini diselesaikan tahun 1997 untuk memeringati ulang tahun kota yang ke 1200 tahun. Dirancang sangat baik dengan menerapkan struktur baja berbentang panjang oleh Hiroshi Hara, seorang arsitek dan profesor dari Universitas Tokyo.

Bentang main hall kurang lebih mencapai 40 meter dan ketinggiannyapun mencapai 40 meter. Dengan penutup atap berbahankan kaca, main hall terlihat terang benderang oleh cahaya alami dan kelihatan sangat futuristik.

Infrastruktur ini dipersiapkan dengan sangat baik, dari perencanaan, detail rancangan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, juga pemeliharaannyapun sama baiknya. Untuk seorang yang baru pertama kali datang ke stasiun terpadu ini, segala petunjuk signage terlihat jelas, huruf kanji selalu juga disertai huruf latinnya. Tidak sulit menemukan arah menuju stasiun kereta api, bis antarkota atau mencari taxi sekalipun.

Kyoto Station dilengkapi dengan fasilitas perbelanjaan yang besar, hotel, bioskop, dan beberapa kantor pemerintahan lokal! Shopping Center yang disebut The Cube, terletak satu atap dengan ketinggian 15 lantai, salah satu anchor tenant yang terbesar adalah Isetan. Segala toko kerajinan khas Jepang tersedia di mana-mana dan juga tentu saja kafe serta restoran, baik lokal maupun makanan internasional.

Jangan khawatir untuk memesan makanan bagi yang tidak bisa membaca huruf kanji maupun yang tidak fasih bahasa Jepang. Tunjuk saja gambar makanan di menunya atau selalu saja ada contoh bentuk makanan yang terbuat dari plastik yang terpampang di etalase. Harga makananpun sudah tertera dalam tulisan latinnya.

Kota Temple dan Shrines

Agama Budha menjadi agama mayoritas, ini tercermin dengan adanya kurang lebih 1700 temple/kuil Budha. Sedang Shinto Shrine berkisar 300an di sekitar Kyoto. Tak heran jika Kyoto disebut kota temple/kuil dan shrines.

Kiyomizu-dera adalah salah satu kuil tertua paling spektakuler di Kyoto karena dari teras utamanya menyuguhkan pemandangan menakjubkan, yaitu hamparan bukit di bawahnya dan kota di balik bukit tersebut. Kuil ini menjadi salah satu UNESCO World Heritage, dibangun pada abad kedelapan, bangunan kuil dan terasnya dibangun belakangan, dan rekonstruksi terakhir selesai tahun 1633. Penopang teras utama sepenuhnya dibuat dari potongan-potongan kayu yang disambung tanpa paku. Kesederhanaan tampak semakin memperindah kuil tersebut.

Kiyomizu sendiri berarti air murni. Terdapat sumber mata air dari perbukitan yang bercabang menjadi tiga saluran yang apabila diminum akan mendapatkan kebijaksanaan, kesehatan, dan panjang umur. Dipercaya, bahwa apabila meminum ketiganya malah akan mendapat celaka karena dianggap serakah.

Heian Shrine adalah salah satu shrine yang unik di Kota Kyoto, karena mempunyai torii (gapura) yang terbesar di Jepang dan juga shaden (gedung utama) didesain mengimitasi Kyoto Imperial Palace dalam skala 3/4nya. Beruntung ketika berkunjung ke Heian Shrine yang dibangun tahun 1895 ini saya menjumpai upacara kawinan tradisional Jepang.

Bunga Sakura
Bagi orang Jepang yang hidup di empat musim (semi, panas, gugur, dan dingin), musim semilah yang selalu dianggap dramatis ditandai dengan mekarnya bunga ume/prem (plum) beraroma harum, persik (peach) dan yang paling disambut gembira adalah sakura (cherry blossoms).

Dengan mekarnya ume, perlahan-lahan udara mulai menghangat hingga orang menyadari hangatnya musim semi berangsur-angsur tiba. Kegembiraan untuk keluar rumah dan berjalan-jalan menikmati mekarnya bunga-bunga akan mencapai puncaknya saat sakura di bulan April serentak bermekaran di mana-mana.

Adalah O-Hanami tradisi ‘pesta melihat bunga’ yang digelar bersama para sahabat dan keluarga di bawah rimbunan dahan pohon sakura. Minum sake beramai-ramai dengan gembira mengiringi bergugurannya bunga sakura mengalasi tanah sungguh suatu tradisi turun temurun yang sangat eksotik.

Tempat-tempat paling strategis untuk melihat mekarnya bunga sakura selalu diperebutkan dan dipadati pengunjung. Sakura taman Arashiyama adalah salah satu tempat favorit untuk dikunjungi warga di pinggiran Kyoto sebelah Barat. Jauh-jauh hari sebelum pesta berlangsung beberapa tempat piknik ini sudah kebanjiran pesanan.

Tikar-tikar alas piknik dibentangkan dan ditandai dengan nama tiap tiap kelompok lengkap dengan jadwal waktu pesta dimulai dilakukan oleh pengunjung yang menyebutnya sebagai Hanami. Tidak sedikit para karyawan baru merelakan waktu dan tenaganya untuk menunggu bentangan tikar sepanjang hari hingga atasannya datang sepulang kerja.

Falsafah mengenai bunga sakura, terutama jenis yang terdikenal adalah Somei Yoshino berwarna lembut, mencerminkan nilai-nilai tradisional seperti kemurnian dan kebersahajaan. Bunga ini dikagumi karena singkat masa hidupnya, mekarnya hanya berlangsung beberapa hari dan diyakini memberi teladan bahwa hidup itu singkat. Masa mekar bunga sakura yang singkat, kecantikannya yang memukau, dan kematiannya yang awal, sering dikaitkan dengan kefanaan, karena alasan inilah, sakura sangat penuh simbolisme.(saduran:Surya ONLINE.co.id)

Hmmm......
Ternyata impian ku untuk terus berusaha untuk pergi ke Jepang semakin besar, tidak salah aku mengimpikan untuk pergi ke sana terutama ke Kyoto. banyak hal yang nanti akan ku kerjakan dan aku lakukan setelah sampai disana. Kyoto, kota yang benar-benar menginspirasiku, dan tetap terus bersemangat dan memotivasiku untuk kesana.
SEMANGAT......^_^


1 komentar: